Thursday, July 8, 2010

Fakta dan Opini dalam Jurnalistik, Apa Bedanya?

 
(Ilustrasi) Sebuah acara pelatihan jurnalistik di Pekanbaru yang ditaja PWI Riau 


DELIKRIAU - Ada bahasan menarik yang dikemukakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah yang mengikuti acara pelatihan Rol To Campus di Auditorium Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten beberapa waktu yang lalu. Para mahasiswa bersama tim Rol to Campus berdiskusi seputar fakta dan opini dalam tulisan.


Redaktur Pelaksana ROL co.id, Irwan Ariefyanto menjelaskan yang dimaksud fakta mencerminkan kondisi sebenarnya dari apa yang dilihat. Apa yang dilihat itu disertai ukuran. Sementara opini, hanya menggambarkan sesuatu hanya berdasarkan pengamatan indera.


"Contoh fakta misalnya, ruang kelas pelatihan berukuran 3x8 meter atau Brad Pitt berambut pirang. Kalau opini, ruang kelas pelatihan sangat luas. Brad Pitt itu ganteng," katanya.
Irwan mengatakan dari contoh itu terlihat bahwa sebenarnya membedakan fakta atau opini itu cukup mudah. Tidak sesulit yang dipikirkan para mahasiswa. "Kuncinya adalah kalau fakta itu ada ukurannya, sementara opini hanya sebatas pengelihatan indera," kata dia.


Dikatakan Irwan, dalam membuat sebuah karya tulis mahasiswa harus memperhatikan fakta dan opini. Skripsi misalnya tentu fakta harus dikedepankan. Sebab, skripsi merupakan karya ilmiah yang harus dipertanggungjawabkan sisi ilmiahnya. "Dari sifatnya saja, tentu harus lebih banyak fakta bukan opini," kata dia.


Begitupula dalam penulisan opini. Penulis juga harus mempertanggungjawabkan opini itu sesuai dengan fakta yang ada. Jadi, bukan sembarang opini layaknya gosip atau desas-desus. "Kalau kalian menulis seperti itu maka kalian seperti tukang gosip," kata dia, yang disambut tawa para peserta.


Menulis Itu Ibarat Belajar Naik Sepeda


Menulis itu ibarat seseorang belajar mengendarai sepeda. Jadi, perlu latihan dan latihan untuk bisa menulis. Asredpel ROL co.id, Heri Ruslan mengatakan hanya ada dua bekal yang dibutuhkan mahasiswa untuk mahir menulis. Pertama, tulislah apa yang anda lihat, dengar dan rasakan. Kedua, perbanyak membaca buku untuk menambah bendahara kata.
"Jangan takut soal teknis. Itu bisa diperbaiki kemudian. Yang penting, tumbuhkan semangat menulis. Baik untuk mading, atau pers kampus atau medium lainnya," kata dia kepada para peserta Rol to Campus, beberapa waktu yang lalu.


Heri mengatakan ketika memulai memang cukup sulit. Tetapi, ketika jemari tangan sudah terbiasa, ke depannya tidak akan lagi sulit untuk menerjemahkan apa yang dipikirkan berikut analisa dibaliknya untuk dituangkan dalam medium tulisan.


"Manfaatnya besar lho, kalian yang sudah terbiasa akan mudah dan cepat menyelesaikan skripsi," kata dia.


Langkah selanjutnya, kata dia, mulailah memberanikan diri untuk mengikuti program magang atau rajin mengirimkan tulisan ke surat kabar. Dengan mengikuti dua hal itu, teman-teman dapat mengetahui sejauhmana kemampuan yang dimiliki.


Ini Tips Menulis Efektif


Untuk menulis yang efektif dan efisien itu mudah. Mulailah menulislah dengan cinta dan hati.


"Ingat kembali, menulis itu ibarat belajar naik sepeda. Anda akan menemukan cara dan gaya anda bagaimana menaiki sepeda," papar Heri Ruslan kepada peserta Rol to Campus di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.


Selanjutnya, perhatikan lima langkah berikut. Pertama, hindari kata sifat, gunakan kata kerja. "Jangan gambarkan gadis itu cantik, sebab cantik menurut anda berbeda dengan yang lain. Gambarkan kecantikan itu dengan hidung mancung, bibir seksi," ujarnya.


Kedua, hindari kata mubazir. "Dia adalah seorang guru, seharusnya dia seorang guru. Contoh lain, Seorang aparat Polda menangkap seorang pengedar ganja. Jadi, seorang itu kata mubazir," kata dia.


Ketiga, hindari kalimat pasif. Selanjutnya, hindari penggunakan istilah asing, bila ada pandanannya dalam bahasa Indonesia."Ketika anda menggunakan istilah dalam bahasa asing atau ilmiah, memang terlihat keren tapi apakah kedua istilah itu dapat dimengerti orang lain," kata dia.


"Sederhanakan, menulis itu enggak sulit kok. Semua pasti bisa. Ingat lho, para tokoh besar dunia dikenang karena sumbangsihnya kepada masyarakat dan negara. Hal itu bisa dimulai dari tulisan," tambahnya.


Nah. Apalagi yang ditunggu? Kalau mau jadi penulis, mulailah segera.

0 comments:

Post a Comment