Sebagai penulis pemula sering kita merasa takut untuk
mengajukan karya kita kepada sang penerbit. Meskipun kita telah membuat karya
yang menurut lingkungan kita menarik belum tentu menarik untuk si penerbit.
Ketika ingin memberi karya kita ke penerbit sering kita berpikir “pasti ditolak
(lagi)?” atau “ga akan diterima kalau ga ada orang dalam”. Namun jaman sekarang
segala hal bisa kita dapati dengan mudah seperti halnya menerbitkan sebuah
buku. Self Publishing atau sering disebut menerbitkan buku sendiri.
Banyak penulis pemula melalui akses Self Publishing untuk
menerbitkan karyanya yang tertunda. Dengan menerbitkan melalui sistem Self
Publishing ini kita dapat menerbitkan buku sesuai dengan dana yang kita
mampukan. Mengapa harus sesuia dengan dana yang kita mampu? Karena menerbitkan
jenis Self Publishing kita harus mengerjakan semuanya sendiri, tidak dibantu
editor ataupun penerbit. Kita harus mengurus semua hal dari editing, jenis font, besaar kecilnya font,
lepar panjangnya buku, sampul, ISBN dan marketing. Dan semua itu harus
mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
Belum lagi kita harus membayar percetakan yang mengerjakan buku kita.
Namun ada juga yang dapat kita sebut “keuntungan” dari Self
Publishing. Tak hanya dapat menerbitkan karya kita tanpa rasa resah dan gelisa
kita juga dapat keuntungan loyalti 100%. Bila terbit dalam suatu penerbit
loyalti hasil penjualan buku kita akan dipotong 10% sampai 20%.
Didalam Self Publishing juga terdapat On-Demand. On-Demand
adalah mencetak buku jika ada yang pesan. Jika ingin memakai sistem ini pembeli
akan lama menerima buku yang dia pesan. Kurang lebih lewat 10 hari baru buku
yang dipesan akan ada dan belum lama lagi diperjalanannya. Akan memakan waktu
lama namun biaya yang dikeluarkan juga tak terlalu banyak jika pakai On-Demand.
So, jika anda penulis pemula dan resah mengirimkan karyamu
pada penerbit pakai sistem ini aja biar gampang. Terserah kalian ingin pakai
sistem On-Demand atau Self Publishing.
0 comments:
Post a Comment